Sunday, May 04, 2008

Arti Seorang Teman


Teman adalah hadiah yang diberikan Allah buat kita.
Seperti halnya hadiah, ada yang bungkusnya bagus dan adayang bungkusnya jelek.
Yang bungkusnya bagus punya
wajah rupawan, atau kepribadian yang menarik.
Yang bungkusnya jelek punya wajah biasa saja, atau
kepribadian yang biasa saja, atau malah menjengkelkan.
Seperti halnya hadiah, ada yang isinya bagus dan ada yang isinya jelek.
Yang isinya bagus punya jiwa yang begitu
indah sehingga kita terpukau ketika berbagi rasa dengannya,
ketika kita tahan menghabiskan waktu berjam-jam,
saling bercerita dan menghibur,
menangis bersama, dan tertawa bersama.
Kita mencintai dia dan dia mencintai kita.
Yang isinya buruk punya jiwa yang terluka.
Begitu dalam luka-lukanya sehingga jiwanya tidak mampu lagi mencintai,
justru karena ia tidak merasakan cinta dalam hidupnya.
Sayangnya yang kita tangkap darinya
seringkali justru sikap penolakan, dendam,
kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, dll.
Kita tidak suka dengan jiwa-jiwa semacam ini
dan mencoba menghindar dari mereka.
Kita tidak tahu bahwa
itu semua BUKAN-lah karena mereka pada dasarnya buruk,
tetapi ketidakmampuan jiwanya memberikan cinta
karena
justru ia membutuhkan cinta kita, membutuhkan empati kita,
kesabaran dan keberanian kita
untuk mendengarkan luka-luka terdalam yang memasung jiwanya.
Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang
terluka lututnya berlari bersama kita?
Bagaimana bisa kita mengajak seseorang yang takut air
berenang bersama?
Luka di lututnya dan ketakutan terhadap airlah yang mesti disembuhkan,
bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau berlari atau berenang bersama kita.
Mereka tidak akan bilang bahwa “lutut” mereka luka
atau mereka “takut air”,
mereka akan bilang bahwa mereka tidak suka berlari
atau mereka akan bilang berenang itu membosankan dll.
Itulah cara mereka mempertahankan diri.
Mereka akan bilang:
“Menari itu tidak menarik”
“Tidak ada yang cocok denganku”
“Teman-temanku sudah lulus semua”
“Aku ini buruk siapa yang bakal tahan denganku”
“Kisah hidupku membosankan”
Mereka tidak akan bilang:
“Aku tidak bisa menari”
“Aku membutuhkan kamu denganku”
“Aku kesepian”
“Aku butuh diterima”
“Aku ingin didengarkan”
Mereka semua hadiah buat kita, entah bungkusnya bagus atau jelek,
entah isinya bagus atau jelek.
Dan jangan sampai tertipu oleh kemasan.
Hanya ketika kita bertemu jiwa dengan jiwa,
kita tahu hadiah sesungguhnya yang sudah
disiapkanNya untuk kita...

sejuta kasih untukmu teman, yang menunjukkan diri ini jalan kebenaran..


dikutip dari bulletin sahabat Quicka