Friday, September 26, 2014

Gaya Hidup Vs Biaya Hidup

Saya ingin berbagi tentang sebuat kisah menarik yang patut disimak, terutama bagi yang selalu merasa gajinya/uang bulanannya tidak pernah cukup. Tapi, sebelumnya saya mau cerita sedikit tentang pengalaman saya.

Dulu pernah ada seorang rekan kerja yang bilang ke saya "Ah, elo mah enak bokap nyokap lo tajir" atau "elo mah tajir, duitnya banyak". Saya hanya bisa tersenyum dan mengaminkan perkataan tersebut (semoga rezeki saya & orang tua saya makin melimpah dan berkah) setiap kali ada orang yang berkata seperti itu, karena memang seringkali orang mengatakan hal itu kepada saya jika mereka tau pekerjaan orang tua saya.

Padahal sejak saya bekerja, saya sama sekali tidak pernah meminta atau menerima uang sepeser pun dari kedua orang tua saya. Begitu juga saat kuliah dulu, sejujurnya uang bulanan saya seringkali habis saya gunakan untuk kebutuhan kuliah, organisasi, dan juga obat-obatan herbal untuk kesehatan saya (nggak perlu saya bilang obat untuk apa ya) dan saya tidak pernah meminta uang lebihan. Tapi sesekali alhamdulillah saya masih bisa nraktir teman-teman kosan atau jalan-jalan bareng sahabat-sahabat tercinta. Jadi kalau ada cerita anak kosan yang pernah mengalami sisa uang tinggal Rp.5.000,- untuk kebutuhan satu minggu.. ya, saya juga mengalami itu.

Penghasilan yang saya dapat dari gaji memang tidak begitu besar, sama dengan rekan-rekan kerja saya yang lainnya. Tapi alhamdulillah dengan gaji yang seadanya itu saya masih bisa nabung, mentraktir adik-adik, shopping, dan isi bensin pakai pertamax (bukan sombong ya, cuma mau berbagi aja). Orang-orang hanya melihat seakan-akan saya punya banyak uang untuk saya hambur-hamburkan karena dapat kucuran uang dari kedua orang tua, padahal semua itu kuncinya ada di gaya hidup dan pengaturan keuangan. Saya bisa seperti itu karena saya rajin menabung dan saya alokasikan semua uang yang saya punya dengan sebijak mungkin. Nggak asal.

Kalau diperhatikan, seringkali orang itu banyak yang menggunakan uang layaknya sungai yang mengalir. Setelah gajian langsung dipakai ini-itu tanpa perencanaan yang matang tentang keuangan. Yang ada, baru pertengahan bulan kondisi keuangan sudah mendekati sekarat dan di akhir bulan napas berubah jadi kembang-kempis ibarat orang sakaratul maut kali ya.

Saya heran kalau melihat orang yang gajinya tidak seberapa tapi doyannya jalan-jalan, shopping, gonta-ganti gadget, dll. Kendaraan dimodif-modif yg efeknya jadi lebih boros bensin, lebih mementingkan penampilan ketimbang hidup hemat berkecukupan. Giliran duit habis malah ngomel-ngomel nyalahin perusahaan karena ngasih gajinya cuma sedikit. Tabungan pun nggak ada.

Kalau gaji belum terlalu besar ya jangan sering jajan-jajan atau hidup bermewah-mewahlah. Having fun itu memang perlu, tapi kalau penghasilan masih belum begitu besar ya cukup sekali-kali aja. Dibatasi misalnya sekali dalam sebulan.

Saya pribadi selalu mengusahakan sarapan di rumah dan membawa bekal dari rumah untuk makan siang. Bekalnya pun cukup sederhana dan seadanya. Tahu, tempe, telur, sesekali ayam atau ikan. Kemudian saya alokasikan minimal 20% dari penghasilan untuk nabung, sedekah setidaknya 2.5 - 5%, bensin & parkir untuk satu bulan, pulsa HP untuk satu bulan, depresiasi biaya service motor untuk dua bulan, dll. Sisanya barulah digunakan untuk biaya having fun atau jajan sekali-sekali. Namanya juga sisa, jadi nggak banyak-banyak. Kalau saya selalu menyediakan biaya khusus untuk having fun bareng teman dan juga having fun (nraktir) adik-adik. Tapi tetap di-budget, jadi nggak bakal over. Kalaupun mau having fun yang butuh biaya gede (misal: ngadain perjalanan liburan) berarti harus nabung (mengakumulasikan budget having fun) beberapa bulan.

Jadi sebenarnya kunci dari segalanya itu tergantung pada GAYA HIDUP dan syukur. Kalau dari kitanya aja nggak pernah syukur, gimana mau berasa cukup?! Ingat, Allah akan menambah nikmat pada kita jika kita bersyukur.

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih" (QS. Ibrahim:7)
Semoga kita bisa menjadi lebih bijak dalam mengalokasikan keuangan kita dan semoga Allah selalu mencukupkan segala kebutuhan kita.. Aamiiin

Sekarang, silahkan disimak kisah dalam sebuah tulisan berjudul Pelajaran Berharga dari Seorang OB. Semoga sobat sekalian bisa mengambil hikmahnya. 

Saturday, September 20, 2014

Lagi-Lagi Tentang Gamus..


Malam ini tiba-tiba saja saya mendadak mellow melihat foto-foto terbaru bersama para sahabat Gamus sambil ditemani musik instrumen milik Yiruma. Jadi berasa makin romantis deh kan. Kalau dipikir-pikir, momen mellow ini selalu muncul beberapa waktu kemudian setelah saya mendapatkan momen berkumpul bersama sahabat Gamus. Di tahun ini, sebelumnya di akhir bulan Juni kemarin ada Meet and Great Sahabat Gamus yang diinisiasi angkatan 2007. Kemudian yang terbaru adalah acara walimatul ‘ursy salah seorang sahabat kami, Elissa Kurnia Dini alias E’el, yang baru saja berlangsung kemarin (Ahad, 14 September 2014). 

You know lah ya masa-masa setelah lulus kuliah itu acara nikahan udah jadi semacam sarana reunian. Senangnya double, pertama senang karena sahabat kita nikah dan yang kedua senang juga karena kita bisa bertemu dan bercengkrama dengan sahabat-sahabat lainnya. Bahkan 2 jam itu nggak kerasa apa-apa saking menikmatinya momen pertemuan berharga itu. Kadang kita saling kagum dengan perubahan dan pencapaian sahabat kita, kadang kita juga tertawa kecil melihat tingkah konyol yang masih saja kuat melekat pada diri mereka. Ah, ya Allah.. Terima kasih Engkau telah mempertemukanku dengan mereka.

Sejujurnya, dulu saya termasuk dalam tipe orang yang anti-sosial. Walaupun sebenarnya saya cukup aktif di beberapa ekskul sekolah dan saya juga tidak mengalami kendala dalam hal pertemanan. Tapi, saya tidak pernah membiarkan orang lain masuk dalam kehidupan saya dengan predikat sebagai seorang sahabat. Rasanya saya tidak begitu percaya diri untuk menyebut mereka "sahabat" karena sayapun bukanlah sosok yang bisa mereka andalkan sebagai sahabat. Entah apa yang membuat saya seperti itu. Mungkin karena saya terlalu takut untuk mengalami kekecewaan.

Lambat laun, sayapun merasa begitu kesepian meski sebenarnya saya sudah dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang sudah banyak mengisi dan memberi warna dalam hari-hari saya. Akhirnya, saya putuskan untuk benar-benar belajar memahami apa itu makna dari sebuah persahabatan. Tiga tulisan ini adalah tulisan yang saya buat dalam perjalanan menemukan makna sebuah persahabatan, satu di antaranya merupakan tulisan yang tidak sengaja saya temukan entah siapa penulisnya. Salah satu dari sekian kisah pembelajaran itu adalah dipertemukannya saya dengan sahabat-sahabat istimewa di Keluarga Muslim (Gamus) IM Telkom.

Sayangnya, kini nama itu tinggallah sebuah nama karena kini ia telah bertransformasi menjadi LDK Al-Fath Universitas Telkom, melebur bersama empat lembaga dakwah kampus (LDK) yang ada di masing institusi. Ya, karena kini tidak ada lagi IM Telkom, IT Telkom, STISI, ataupun Politeknik Telkom. Kini hanya ada Universitas Telkom dengan Al-Fath sebagai salah satu LDK di dalamnya. Namun, bagi kami nama Gamus akan selalu melekat dalam ingatan kami. Bahkan saking mellow nya di masa pembubaran Gamus, saya sampai membuat puisi Seuntai Kata untuk Gamus.

Saat saya melihat foto-foto bersama sahabat Gamus, ingatan ini seakan flashback secara otomatis beberapa tahun yang lalu sejak jaman-jaman kami masih menyandang status mahasiswa. Main sama-sama, organisasi sama-sama, ada beberapa yang magang pun sama-sama, gila sama-sama, berantem, dll. Usia, angkatan, atau asal daerah tidak jadi masalah bagi kami. Kakak senior bagaikan kakak sendiri, adik junior bagaikan adik sendiri, teman seangkatan bagaikan saahabat seperjuangan. Kita tumbuh menjadi sebuah keluarga istimewa, Keluarga Muslim.

Tak peduli sudah berapa lama kami terpisah setelah melewati pintu gerbang tempat bersejarah itu (IM Telkom).. Hingga saat ini, bahkan tiap momen pertemuan bersama mereka sungguh berarti. Semoga Allah selalu memberikan kami kesempatan untuk bisa menjalin kemesraan persahabatan ini sampai nanti sudah pada nikah, sudah pada punya anak, dst. Love you full, Guys!

GAMUS always full of LOVE

NB:
Ada kutipan bagus nih yang menurut saya ini bener banget. Kata-kata ini saya dapat dari film X-Men terbaru, Days of Future Past.

Just because someone stumbles, loses their way..
It doesn't mean they're lost forever 
Sometimes we all need a little help
I'm not the man I was, I opened my mind
It almost overwhelms me
You're affraid
It's not their (people) pain you're afraid of
It's yours
And as frightening as it may be, that pain will make you stronger
If you allow yourself to feel it, embrace it
It will make you more powerful than you ever imagined

Hanya karena seseorang kehilangan arah, bukan berarti tersesat selamanya. Terkadang kita semua membutuhkan sedikit bantuan. Seringkali apa yang kita takutkan, sebenarnya adalah ketakutan pada diri kita sendiri. Tapi, jika kita siap untuk merasakan dan merangkulnya, ketakutan itu akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang bahkan tidak pernah kita bayangkan. Daann.. itulah yang sudah saya rasakan.



Baca juga hikmah pengalaman transformasi diri saya pada tulisan berikut: Berproses dalam Hidup