Monday, June 20, 2011

Punya Tuhan Nggak Lo?!

Wah! Cukup lama juga ya saya nggak nulis. Ok deh, kali ini saya mencoba menungkap sebuah fenomena dalam kehidupan. Fenomena yang terjadi adalah ada orang yang hidupnya terlihat begitu tenang dan tidak ada beban, tapi di lain sisi ada orang yang hidupnya seakan-akan selalu dijepit oleh berbagai problematika kehidupan. Lalu, benarkah orang yang terlihat hidupnya selalu tenang dan tidak ada beban itu ia tidak pernah ditimpa suatu masalah pun? Kalaupun ada, apakah masalah yang ia hadapi tidaklah seberat masalah yang dihadapi oleh orang yang hidupnya seakan-akan selalu dijepit oleh berbagai problematika kehidupan?

Kata siapa?!
Faktanya, semua orang PASTI mempunyai beban dan pernah menghadapi suatu masalah yang berat dalam hidupnya. Namun yang membedakannya adalah dari bagaimana cara ia menghadapi segala masalah yang ia temui. Ia begitu yakin bahwa pertolongan Allah itu begitu dekat, ia pun yakin akan janji Allah yang mengatakan bahwa "bersama kesulitan itu ada kemudahan", dan ia selalu ridha dengan segala ketentuan Allah yang insyaAllah ada hikmah dibalik setiap kejadian.

Ia benar-benar meyakini bahwa sebesar apapun masalah yang ia hadapi, maka sesungguhnya ia memiliki Allah yang Maha BESAR.. 
Lalu, apalagi yang masih kita khawatirkan?? 
Ujian itu diberikan memang berbeda-beda kepada setiap orang. Bila suatu ujian diberikan kepada fulan X, mungkin baginya akan terasa berat. Namun bila ujian tersebut diberikan kepada fulan Y, mungkin akan terasa ringan. Itu karena kapasitas fulan X dan Y yang jelas berbeda.
Tapi, bukan berarti fulan Y nggak pernah dapet ujian yang berat. Tentu dia pun pernah dan akan diberikan ujian sesuai dengan kapasitasnya (tidak setingkat dengan ujian yang diberikan kepada fulan X, bahkan bisa jadi ujian yang diberikan kepadanya jauh lebih berat). Namun, dia bisa tetap tersenyum dan berdiri tegar karena keyakinannya akan Allah itu..So, pada intinya baik itu fulan X dan Y sama-sama punya ujian masing-masing kan?
"Sama" di sini bukanlah diartikan dengan tingkatan yang sama. Contohnya saja ketika murid SD yang mengikuti ujian nasional, tentu saja soal yang diberikan bukanlah soal yang ecek-ecek. Sesuai dengan tingkatan mereka, mereka akan merasa soal-soal tersebut bukanlah soal yang mudah. Lalu bagi siswa SMP yang juga mengikuti ujian nasional, mereka pun memiliki soal-soal sendiri. Meski namanya sama-sama "ujian nasional", tapi mereka diberikan soal-soal yang berbeda, yaitu sesuai dengan tingkatan mereka (bukan lagi soal-soal ujian nasional untuk tingkat SD). Dan bagi murid SMP pun akan merasa soal-soal ujian mereka bukanlah soal yang mudah. Dengan demikian, baik itu murid SD maupun SMP "sama-sama" mendapatkan soal yang tidak mudah bagi mereka. Seperti itulah perumpamaannya.
Jadi, sekarang udah tau kan bahwa semua orang PASTI punya yang namanya beban dan masalah yang berat dalam hidupnya. Bukan hanya Anda, Saya, atau Mereka. Tapi yang membedakan orang satu dengan yang lainnya adalah cara bagaimana ia menghadapi semua itu. So, jangan jadikan suatu masalah atau beban itu sebagai satu alasan yang membuat hidup kita terpuruk dan menderita. Masalah itu bukan untuk dihindari, tapi untuk dihadapi dengan bijak.
Seorang yang PESIMIS akan berpikir bahwa suatu masalah akan menjadi faktor penghambat atau bahkan yang dapat menekan ia pada suatu keterpurukan. Namun seorang yang OPTIMIS akan berpikir bahwa segala masalah yang ada justru merupakan suatu peluang untuk menjadikan ia lebih baik, menjadikan ia semakin tangguh dalam kehidupan, dan memberi ia kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.
Lah kok bisa mengembangkan potensi? Gimana caranya??
Eitss!! Potensi itu kan sesuatu yang bisa dikembangkan. Jangan pikir yang namanya potensi itu cuma bakat-bakat kita aja sejenis main basket, main musik, nulis, dll.  Coba deh, orang pertama-tama bisa sabar pas dia lagi diuji, ke depannya pun insyaAllah orang itu akan lebih mudah untuk sabar ketika diberikan ujian-ujian selanjutnya. Semakin banyak masalah yang ia hadapi, semakin sering ia terlatih untuk bersikap sabar. 
Ketika seseorang berhasil mengatasi suatu masalah pun, ia akan mendapatkan sebuah pengalaman. Dengan demikian akan memperkaya dirinya dalam mendapatkan referensi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam hidupnya ke depannya. Membuat ia menjadi orang yang dapat berpikir matang-matang sebelum bertindak dan mengambil keputusan. Hal-hal seperti itulah yang merupakan potensi yang dapat kita kembangkan dalam diri kita dengan adanya masalah.
Ketika membicarakan tentang hal ini, saya jadi teringat juga akan perbincangan seorang teman dengan teman saya yang sedang dirundung masalah. Teman saya yang sama sekali nggak ada tampang doyan nasehat, tiba-tiba aja nyeplos dengan perkataan yang begitu ringan namun maknanya begitu mendalam. Saya sebenarnya tidak sengaja mendengarnya, saat itu seketika menjadi speechless.
Situasinya adalah Y menceritakan segala keluh kesahnya kepada X. Entah bagaimana sepertinya X sudah mencoba melakukan berbagai cara untuk meredakan kesedihan X. Akhirnya, tiba-tiba aja si X berkata:
X: "Yaudahlah, sabar aja..emng udah jalannya kayak begini"
Y: Terdiam sambil menahan rasa sedihnya
X: "Nggak usah dibuat susahlah..punya Tuhan nggak lo?!"
Y: "Ya punyalah!!"
X: "Ya udah klo gitu..santai aja. Jangan kayak orang nggak punya Tuhan"
 
Selain ceplas-ceplos saya di atas, yukk kita pahami beberapa dalil di bawah. Ternyata, Allah itu memberikan ujian kepada kita pun bukan semata-mata tidak ada maksudnya. Namun, ujian-ujian itu sebagai:
1. Prasayarat Menjadi Mu'min
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan:  "Kami telah beriman", dan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al Ankabut: 2-3) 

2. Menguji Kesungguhan dan Keshabaran serta Memperoleh Pengampunan
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji pada kamu seklian sehingga Kami mengetahui orang-orang yang bersungguh-sungguh dan bershabar di antara kalian..
(QS. Muhammad: 31) 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sesuatu dari rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, diri kalian, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang shabar, (yaitu) orang-orang yang ketika ditimpa musibah, mereka mengucapkan:  "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun ". Mereka itulah yang memperoleh pengampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itu orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al Baqarah: 155-157)

Rasulullah SAW bersabda: tidak menimpa pada orang Islam dari payah (karena sakit yang terus-menerus),  tidak juga dari susah (karena cita-cita yang belum tercapai), tidak juga dari susah (krena kesedihan di masa lalu), tidak juga dari gangguan (yang menyakitkan hati), dan tidak juga dari susah (yang sedang dialami) sehingga mengenainya kecuali Allah menghapus dari beberapa kesalahan.(HR. Bukhari) 

3. Syarat Menjadi Ahlul Jannah
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh kemelaratan, penderitaan, serta digoncangkan (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata:  "Kapankah datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al Baqarah: 214)
 


Well, semoga tulisan ini bisa bermanfaat, terutama bagi sahabat-sahabat yang seringkali merasa pesimis ketika datangnya ujian..
Seberat apapun itu, hidup ini harus tetap berjalan..
Maka, sesungguhnya terus-menerus terpuruk dengan keadaan atau bangkit dari keterpurukan itu merupakan PILHAN sahabat-sahabat sendiri.
Ingatlah, bahwa sebesar apapun masalah yang kita hadapi, sesungguhnya kita memiliki Allah yang Maha BESAR..Ia lah yang Maha Berkehendak, segala ujian pun datangnya dari-Nya. Maka mintalah pertolongan kepada-Nya atas segala permasalahan kita. 

Tetap SEMANGAT, OPTIMIS, dan TERSENYUM lah, Kawan!! ^_^

No comments:

Post a Comment