Tuesday, May 20, 2014

Bola Itu Bulat

Ceritanya tiba-tiba saya mau ngebahas tentang sebuah "bola"
Kenapa? Karena saya suka banget sama benda yang namanya "bola"
Saya suka sama bentuknya yang bulat dan bisa mantul-mantul kalau dilempar *apasihh
Ok, pendahuluan di atas itu nggak penting sebenarnya.. mohon abaikan saja.. he

Jadi gini, waktu saya lagi main-main sama bola yang ada di kamar saya, tiba-tiba saya terinspirasi akan sesuatu..
Mungkin sudah sering kita mendengar tentang sebuah filosofi yang mengatakan bahwa semakin keras bola dibanting, maka semakin tinggi pula ia melambung ke atas
Filosofi itu punya makna bahwa masalah/ujian yang kita hadapi itu sebenarnya merupakan suatu sarana bagi kita untuk menaikkan level alias menjadikan diri kita pribadi yang lebih baik
Makin berat ujiannya, makin tinggi pula level kualitas diri kita kalau mampu melewatinya
Tapi sekarang saya bukan mau cerita tentang filosofi itu
Saya mau cerita tentang filosofi lain

Bicara soal bola yang selalu memantul ke atas saat ia dibanting dan semakin keras bantingannya maka akan semakin tinggi pula ia melambung
Tidak semua bola bisa memantul seperti itu
Itu hanya berlaku untuk bola yang penuh terisi angin
Bagi bola yang kempes, prinsip itu tidak berlaku karena bola tersebut tidak bisa memantul
Semantul-mantulnya bola itu akan tetap berada di bawah dekat dengan permukaan dimana ia dibanting

Angin dalam bola itu ibarat kadar keimanan kita
Bantingan itu ibarat ujian/masalah yang kita hadapi
Sebagaimana angin dalam bola, keimanan pun butuh dipompa (di-recharge)
Tidak bisa didiamkan begitu saja
Kalau tidak pernah dipompa, keimanan itu juga bisa makin kempes
Kalau kadar keimanan seseorang itu full atau setidaknya terisi banyak, seberat apapun masalah yang dihadapi insyaAllah tidak akan jadi masalah
Tetap semangat, ridha, dan optimis..
Tapi kalau kadar keimanannya sedang minim/kempes (futur), ini yang jadi masalah
Hasilnya akan sama kejadiannya seperti bola yang kempes, saat dapat masalah jadinya susah bangkit, berat, lemah semangat, menjalani hidup seakan tanpa nyawa/ruh, dsb.
Jangankan saat ada masalah, saat tidak bertemu masalah pun tanpa disertai keimanan bisa menjadikan kita salah niat dalam beraktifitas atau bahkan melakukan aktifitas tanpa ruh

Keimanan itu adalah input terpenting
Keimanan itu adalah segalanya
Dari keimananlah bisa muncul berbagai macam sifat maupun sikap positif
Semangat, positive thinking, optimis, yakin, dsb.
Kadang kita lupa akan kebutuhan input itu karena terlalu banyaknya aktifitas
Padahal aktifitas yang kita lakukan itu adalah bentuk dari output
Output itu adalah hasil pengolahan dari berbagai input
Bayangkan kalau tiap hari kita mengolah input yang kita punya untuk menghasilkan output, tapi input kita sendiri tidak pernah diisi ulang
Otomatis makin habis, kering, kopong, dsb.

So, sesibuk apapun kita.. jangan lupa untuk terus mengisi keimanan kita, baik itu dengan ibadah-ibadah harian maupun kajian-kajian keilmuan
Karena pompa keimanan itu adalah kebutuhan kita

No comments:

Post a Comment