Monday, February 10, 2014

Belum Optimis Kalau Masih Mikirin Kemungkinan Buruk. Really?


Beberapa hari yang lalu saya berasa de javu dengan suatu perbincangan. Kayaknya sih pertama kali saya mengalami perbincangan itu waktu di jaman kuliah dulu. Tapi saya lupa kasusnya ngebahas tentang apa, yang jelas mirip. Ceritanya sampai dengan sekarang saya lagi ngerjain project buku kenangan Gamus (nama LDK di kampus saya) bersama beberapa sahabat lainnya. Nah! Sesuai dengan rencana awal, buku kenangan itu akan kita upload terlebih dahulu versi digital-nya di sebuah situs dokumentasi dan kemudian di-launch di acara Temu Alumni Gamus, 31 Januari 2014 kemarin.

Kira-kira malam sebelum hari-H sang ketua tim meng-upload bagian buku kenangan yang besok akan di-launch. Tiba-tiba waktu kita tes buat melihat hasil upload-an itu langsung dari situs yang digunakan, ternyata nggak semua bagian bisa terbuka. Muncul lah perbincangan ini..

“Kang! Teh!.. Sample buku kenangan sudah di-upload. Tapi pas aku buka, ada beberapa halaman yang nggak muncul. Nggak tau yang salah komputer aku atau situsnya yang nggak support. Tapi kalau tetep kayak gitu juga, kita tampilkan dalam bentuk pdf aja kali ya?”, ucap sang ketua tim. Setelah saya cek, baik itu dibuka lewat handphone maupun lewat laptop hasilnya sama, banyak halaman yang nggak bisa kebuka. Anehnya sahabat saya yang satu lagi bilang kalau file nya bisa kebuka dengan baik (do’i buka pake handphone), entah itu dia baru buka bagian depannya apa emang beneran bisa kebuka dan muncul semua halamannya saya juga nggak tau..hehe. Berhubung didikan yang saya dapet dari my mom and my granny itu harus selalu sedia payung sebelum hujan, jadi saya langsung setuju sama ide sang ketua, “Prepare kemungkinan terburuk bawa pdf nya ya, Pak Ketua”.

Eh! Sahabat saya yang tadi malah bilang, “Nggak usah, bisa kebuka koq”. Tanpa bermaksud mendebat saya bilang lagi aja, “Prepare aja maksudnya, Pak. Kan apapun bisa terjadi”. “Nggak usah, percaya aja..hehehe”, jawab si do’i. Tapi finally setelah dia coba buka pake laptop ternyata baru deh dia bilang kalau nggak bisa kebuka semua. Yes.. yes.. saya menang #lohh. Bercanda deng. Nggak ada yang menang ataupun kalah koq.

Saya nulis ini cuma karena saya penasaran sekaligus mau memperkenalkan (bagi yang mungkin belum pernah ketemu dengan orang tipe ini) bahwa emang ada loh tipe orang yang optimis banget, yang saking yakin sama keoptimisannya, dia nggak mempersiapkan hal lain yang mungkin bisa terjadi. Saya tau optimis itu bagus banget dan semua orang pasti nggak bakal menyangkal itu. Tapi, apa iya harus segitunya sampai nggak mau prepare sama kemungkinan-kemungkinan lain?? Terkesan menggampangkan/menyepelekan #bukan ngejek.

Tapi setelah saya perhatikan, hebatnya mereka emang bisa spontanitas sih dan bisa jadi keuntungan tersendiri kalau mereka nge-handle suatu acara (misal: jadi MC atau EO). Tapi, lain halnya kalau berkaitan dengan alat. Kalau alat/aplikasi yang mau dipake rusak, yaudah wassalam. Contohnya kayak kasus saya di atas, yang setelah dicoba buka dari berbagai PC tetep nggak kebuka semua. Kalau si pak ketua nggak bawa versi pdf nya, bisa jadi kita cuma ngeliat lembaran-lembaran kosong waktu launch buku kenangan a.k.a nggak jadi launch.

Nah! Beda lagi nih sama tipe orang terstruktur kayak saya. Seriously, saya orangnya terstruktur banget. Kalau ngerencanain sesuatu pasti udah langsung bikin plan A, plan B, plan C. Saya jadi inget waktu saya jadi sekretaris di sebuah event kampus, yang sekaligus juga nge-handle perencanaan pengeluaran dana, saya bisa buat sampai dengan plan F.. edan euy. Kelebihannya, ya tipe orang yang terstruktur itu lebih siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Ada aja rencana dan idenya. Ibarat kalau perang itu udah bawa granat, shotgun, AK, bazoka, C-4, komplit deh. Kekurangannya, dia kurang suka sama perubahan plan yang tiba-tiba (yang nggak ada di dalam plan sebelumnya tentunya) alhasil kesulitan ya untuk hal spontanitas.

Seperti yang saya bilang, tulisan ini bukan buat nunjukin siapa yang menang dan kalah ataupun siapa yang lebih baik dan yang buruk. Saya sendiri salut sama kemampuan spontanitas dan rasa optimis mereka yang besar. Mungkin ada yang belum tau tentang prinsip The Law of Attraction? Berdasarkan hukum itu, suatu pemikiran dan perasaan positif yang kuat bisa ngasih pengarus besar untuk peristiwa yang akan terjadi di masa depan dan mostly emang beneran kejadian. Secara dalil agama pun Allah beserta persangkaan para hamba-Nya. So, emang keren banget kalau orang punya rasa optimis yang besar. Buat orang yang berpikir terstruktur dan selalu memikirkan segala kemungkinan, ini juga nggak salah kan. Mereka belum tentu nggak percaya/optimis loh. Mereka cuma nggak mau apa yang udah direncanakan/disusun sedemikian rupa gagal cuma karena kelalaian sendiri.


Kalau bisa punya kedua-duanya mah hebat pisan. Tapi nyatanya, jarang banget orang yang sifatnya bisa balance, pasti akan ada yang lebih dominan. Saya pribadi berusaha menyeimbangkannya dengan mencoba buat percaya ke orang tipe dominan optimis ini, terutama untuk perihal acara. Walaupun rasanya suka nge-BT-in tapi kalau udah saling percaya, insyaAllah everything’s gonna be OK. Sebenernya untuk kedua tipe tersebut cocok buat disandingkan dalam sebuah tim karena bisa saling melengkapi. So, tipe yang mana kah kamu?..hehe

No comments:

Post a Comment