Beberapa hari yang lalu saya berasa de javu dengan suatu perbincangan.
Kayaknya sih pertama kali saya mengalami perbincangan itu waktu di jaman kuliah
dulu. Tapi saya lupa kasusnya ngebahas tentang apa, yang jelas mirip. Ceritanya
sampai dengan sekarang saya lagi ngerjain project
buku kenangan Gamus (nama LDK di kampus saya) bersama beberapa sahabat lainnya.
Nah! Sesuai dengan rencana awal, buku kenangan itu akan kita upload terlebih
dahulu versi digital-nya di sebuah
situs dokumentasi dan kemudian di-launch
di acara Temu Alumni Gamus, 31 Januari 2014 kemarin.
Kira-kira malam sebelum hari-H sang ketua tim meng-upload bagian buku kenangan yang besok
akan di-launch. Tiba-tiba waktu kita tes
buat melihat hasil upload-an itu langsung dari situs yang digunakan, ternyata nggak
semua bagian bisa terbuka. Muncul lah perbincangan ini..
“Kang! Teh!.. Sample buku
kenangan sudah di-upload. Tapi pas
aku buka, ada beberapa halaman yang nggak muncul. Nggak tau yang salah komputer
aku atau situsnya yang nggak support. Tapi kalau tetep kayak gitu juga, kita
tampilkan dalam bentuk pdf aja kali ya?”, ucap sang ketua tim. Setelah saya
cek, baik itu dibuka lewat handphone
maupun lewat laptop hasilnya sama, banyak halaman yang nggak bisa kebuka. Anehnya
sahabat saya yang satu lagi bilang kalau file
nya bisa kebuka dengan baik (do’i buka pake handphone),
entah itu dia baru buka bagian depannya apa emang beneran bisa kebuka dan
muncul semua halamannya saya juga nggak tau..hehe. Berhubung didikan yang saya
dapet dari my mom and my granny itu
harus selalu sedia payung sebelum hujan, jadi saya langsung setuju sama ide
sang ketua, “Prepare kemungkinan
terburuk bawa pdf nya ya, Pak Ketua”.
Eh! Sahabat saya yang tadi malah bilang, “Nggak usah, bisa kebuka koq”.
Tanpa bermaksud mendebat saya bilang lagi aja, “Prepare aja maksudnya, Pak. Kan apapun bisa terjadi”. “Nggak usah,
percaya aja..hehehe”, jawab si do’i. Tapi finally
setelah dia coba buka pake laptop ternyata baru deh dia bilang kalau nggak bisa
kebuka semua. Yes.. yes.. saya menang #lohh. Bercanda deng. Nggak ada yang
menang ataupun kalah koq.
Saya nulis ini cuma karena saya penasaran sekaligus mau memperkenalkan
(bagi yang mungkin belum pernah ketemu dengan orang tipe ini) bahwa emang ada
loh tipe orang yang optimis banget, yang saking yakin sama keoptimisannya, dia
nggak mempersiapkan hal lain yang mungkin bisa terjadi. Saya tau optimis itu bagus banget dan semua orang pasti nggak bakal menyangkal itu. Tapi, apa iya harus segitunya sampai nggak mau prepare sama kemungkinan-kemungkinan lain?? Terkesan
menggampangkan/menyepelekan #bukan ngejek.
Tapi setelah saya perhatikan, hebatnya mereka emang bisa spontanitas
sih dan bisa jadi keuntungan tersendiri kalau mereka nge-handle suatu acara (misal: jadi MC atau EO). Tapi, lain halnya
kalau berkaitan dengan alat. Kalau alat/aplikasi yang mau dipake rusak, yaudah
wassalam. Contohnya kayak kasus saya di atas, yang setelah dicoba buka dari berbagai PC tetep nggak kebuka semua. Kalau si pak ketua nggak bawa
versi pdf nya, bisa jadi kita cuma ngeliat lembaran-lembaran kosong waktu
launch buku kenangan a.k.a nggak jadi launch.
Nah! Beda lagi nih sama tipe orang terstruktur kayak saya. Seriously,
saya orangnya terstruktur banget. Kalau ngerencanain sesuatu pasti udah
langsung bikin plan A, plan B, plan C. Saya jadi inget waktu saya jadi sekretaris di sebuah event kampus,
yang sekaligus juga nge-handle
perencanaan pengeluaran dana, saya bisa buat sampai dengan plan F.. edan euy. Kelebihannya, ya tipe
orang yang terstruktur itu lebih siap dengan segala kemungkinan yang terjadi.
Ada aja rencana dan idenya. Ibarat kalau perang itu udah bawa granat, shotgun, AK, bazoka, C-4, komplit
deh. Kekurangannya, dia kurang suka sama perubahan plan yang tiba-tiba (yang nggak ada di dalam plan sebelumnya tentunya) alhasil kesulitan ya untuk hal
spontanitas.
Seperti yang saya bilang, tulisan ini bukan buat nunjukin siapa yang
menang dan kalah ataupun siapa yang lebih baik dan yang buruk. Saya sendiri
salut sama kemampuan spontanitas dan rasa optimis mereka yang besar. Mungkin
ada yang belum tau tentang prinsip The Law of Attraction? Berdasarkan hukum
itu, suatu pemikiran dan perasaan positif yang kuat bisa ngasih pengarus besar
untuk peristiwa yang akan terjadi di masa depan dan mostly emang beneran kejadian. Secara dalil agama pun Allah beserta
persangkaan para hamba-Nya. So, emang keren banget kalau orang punya rasa
optimis yang besar. Buat orang yang berpikir terstruktur dan selalu
memikirkan segala kemungkinan, ini juga nggak salah kan. Mereka belum tentu
nggak percaya/optimis loh. Mereka cuma nggak mau apa yang udah
direncanakan/disusun sedemikian rupa gagal cuma karena kelalaian sendiri.
Kalau bisa punya kedua-duanya mah
hebat pisan. Tapi nyatanya, jarang banget orang yang sifatnya bisa balance, pasti akan ada yang lebih
dominan. Saya pribadi berusaha menyeimbangkannya dengan mencoba buat percaya ke
orang tipe dominan optimis ini, terutama untuk perihal acara. Walaupun rasanya suka
nge-BT-in tapi kalau udah saling percaya, insyaAllah everything’s gonna be OK. Sebenernya untuk kedua tipe tersebut
cocok buat disandingkan dalam sebuah tim karena bisa saling melengkapi. So, tipe yang mana kah kamu?..hehe
No comments:
Post a Comment