Malam ini tiba-tiba saja saya mendadak mellow melihat foto-foto
terbaru bersama para sahabat Gamus sambil ditemani musik instrumen milik Yiruma.
Jadi berasa makin romantis deh kan. Kalau dipikir-pikir, momen mellow ini selalu muncul beberapa waktu kemudian setelah saya mendapatkan momen berkumpul bersama sahabat
Gamus. Di tahun ini, sebelumnya di akhir bulan Juni kemarin ada Meet and Great Sahabat Gamus yang
diinisiasi angkatan 2007. Kemudian yang terbaru adalah acara walimatul ‘ursy salah seorang
sahabat kami, Elissa Kurnia Dini alias E’el, yang baru saja berlangsung kemarin
(Ahad, 14 September 2014).
You know lah
ya masa-masa setelah lulus kuliah itu acara nikahan udah jadi semacam sarana
reunian. Senangnya double, pertama
senang karena sahabat kita nikah dan yang kedua senang juga karena kita bisa bertemu
dan bercengkrama dengan sahabat-sahabat lainnya. Bahkan 2 jam itu nggak kerasa
apa-apa saking menikmatinya momen pertemuan berharga itu. Kadang kita saling kagum
dengan perubahan dan pencapaian sahabat kita, kadang kita juga tertawa kecil
melihat tingkah konyol yang masih saja kuat melekat pada diri mereka. Ah, ya
Allah.. Terima kasih Engkau telah mempertemukanku dengan mereka.
Sejujurnya, dulu saya termasuk dalam tipe orang
yang anti-sosial. Walaupun sebenarnya saya cukup aktif di beberapa ekskul sekolah
dan saya juga tidak mengalami kendala dalam hal pertemanan. Tapi, saya
tidak pernah membiarkan orang lain masuk dalam kehidupan saya dengan predikat sebagai seorang sahabat. Rasanya saya tidak begitu percaya diri untuk menyebut mereka "sahabat" karena sayapun bukanlah sosok yang bisa mereka andalkan sebagai sahabat. Entah apa yang membuat saya seperti itu. Mungkin karena saya terlalu takut untuk mengalami kekecewaan.
Lambat laun, sayapun merasa begitu kesepian meski sebenarnya saya sudah dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang sudah banyak mengisi dan memberi warna dalam hari-hari saya. Akhirnya, saya putuskan untuk benar-benar belajar memahami apa itu makna dari sebuah persahabatan. Tiga tulisan ini adalah tulisan yang saya buat dalam perjalanan menemukan makna sebuah persahabatan, satu di antaranya merupakan tulisan yang tidak sengaja saya temukan entah siapa penulisnya. Salah satu dari sekian kisah pembelajaran itu adalah dipertemukannya saya dengan sahabat-sahabat istimewa di Keluarga Muslim (Gamus) IM Telkom.
Sayangnya, kini nama itu tinggallah sebuah nama karena kini ia telah bertransformasi menjadi LDK Al-Fath Universitas Telkom, melebur bersama empat lembaga dakwah kampus (LDK) yang ada di masing institusi. Ya, karena kini tidak ada lagi IM Telkom, IT Telkom, STISI, ataupun Politeknik Telkom. Kini hanya ada Universitas Telkom dengan Al-Fath sebagai salah satu LDK di dalamnya. Namun, bagi kami nama Gamus akan selalu melekat dalam ingatan kami. Bahkan saking mellow nya di masa pembubaran Gamus, saya sampai membuat puisi Seuntai Kata untuk Gamus.
Lambat laun, sayapun merasa begitu kesepian meski sebenarnya saya sudah dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang sudah banyak mengisi dan memberi warna dalam hari-hari saya. Akhirnya, saya putuskan untuk benar-benar belajar memahami apa itu makna dari sebuah persahabatan. Tiga tulisan ini adalah tulisan yang saya buat dalam perjalanan menemukan makna sebuah persahabatan, satu di antaranya merupakan tulisan yang tidak sengaja saya temukan entah siapa penulisnya. Salah satu dari sekian kisah pembelajaran itu adalah dipertemukannya saya dengan sahabat-sahabat istimewa di Keluarga Muslim (Gamus) IM Telkom.
Sayangnya, kini nama itu tinggallah sebuah nama karena kini ia telah bertransformasi menjadi LDK Al-Fath Universitas Telkom, melebur bersama empat lembaga dakwah kampus (LDK) yang ada di masing institusi. Ya, karena kini tidak ada lagi IM Telkom, IT Telkom, STISI, ataupun Politeknik Telkom. Kini hanya ada Universitas Telkom dengan Al-Fath sebagai salah satu LDK di dalamnya. Namun, bagi kami nama Gamus akan selalu melekat dalam ingatan kami. Bahkan saking mellow nya di masa pembubaran Gamus, saya sampai membuat puisi Seuntai Kata untuk Gamus.
Saat saya melihat foto-foto bersama sahabat Gamus, ingatan ini
seakan flashback secara otomatis beberapa
tahun yang lalu sejak jaman-jaman kami masih menyandang status mahasiswa. Main
sama-sama, organisasi sama-sama, ada beberapa yang magang pun sama-sama, gila sama-sama, berantem, dll. Usia, angkatan,
atau asal daerah tidak jadi masalah bagi kami. Kakak senior bagaikan kakak sendiri, adik junior bagaikan
adik sendiri, teman seangkatan bagaikan saahabat seperjuangan. Kita tumbuh
menjadi sebuah keluarga istimewa, Keluarga Muslim.
Tak peduli sudah berapa lama kami terpisah
setelah melewati pintu gerbang tempat bersejarah itu (IM Telkom).. Hingga saat ini, bahkan tiap momen pertemuan bersama mereka sungguh berarti. Semoga Allah selalu memberikan kami kesempatan untuk
bisa menjalin kemesraan persahabatan ini sampai nanti sudah pada nikah, sudah
pada punya anak, dst. Love you full, Guys!
GAMUS always full of LOVE
NB:
Ada kutipan bagus nih yang menurut saya ini bener banget. Kata-kata ini saya dapat dari film X-Men terbaru, Days of Future Past.
Hanya karena seseorang kehilangan arah, bukan berarti tersesat selamanya. Terkadang kita semua membutuhkan sedikit bantuan. Seringkali apa yang kita takutkan, sebenarnya adalah ketakutan pada diri kita sendiri. Tapi, jika kita siap untuk merasakan dan merangkulnya, ketakutan itu akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang bahkan tidak pernah kita bayangkan. Daann.. itulah yang sudah saya rasakan.
Baca juga hikmah pengalaman transformasi diri saya pada tulisan berikut: Berproses dalam Hidup
NB:
Ada kutipan bagus nih yang menurut saya ini bener banget. Kata-kata ini saya dapat dari film X-Men terbaru, Days of Future Past.
Just because someone stumbles, loses their way..
It doesn't mean they're lost forever
Sometimes we all need a little help
I'm not the man I was, I opened my mind
It almost overwhelms me
You're affraid
It's not their (people) pain you're afraid of
It's yours
And as frightening as it may be, that pain will make you stronger
If you allow yourself to feel it, embrace it
It will make you more powerful than you ever imagined
Hanya karena seseorang kehilangan arah, bukan berarti tersesat selamanya. Terkadang kita semua membutuhkan sedikit bantuan. Seringkali apa yang kita takutkan, sebenarnya adalah ketakutan pada diri kita sendiri. Tapi, jika kita siap untuk merasakan dan merangkulnya, ketakutan itu akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang bahkan tidak pernah kita bayangkan. Daann.. itulah yang sudah saya rasakan.
Baca juga hikmah pengalaman transformasi diri saya pada tulisan berikut: Berproses dalam Hidup
No comments:
Post a Comment