Sunday, March 02, 2008

Wa La TaqarabuzZina..



Hmm..di jaman sekarang rasanya sudah semakin banyak sekali terjadi pelanggaran-pelanggaran agama, dalam tema kali ini saya lagi pengen bahas mengenai pergaulan antara ikhwan and akhwat niyh..Cz ironisnya, saat ini sudah semakin banyak sepasang Ikhwan dan Akhwat yang memiliki kududukan dalam organisasi Islam melakukan hal-hal yang kurang syar’i, baik itu secara sadar ataupun tidak. Mulai dari yang kurang menjaga hijab, bahkan sampai ada yang benar-benar melakukan hal yang sangat..sangat tidak syar’i (p*****n). Atau ada juga yang sering terlihat berjalan berduaan, bahkan teman-teman dekatnya pun sudah tahu bahwa ’there something between them”. Hanya saja mereka tidak memakai label ’jadian’ and berselimut pada label ’ukhuwah’. Bilangnya siyh sudah berkomitmen...Tapi, apa gitu caranya. Ayo kita gunakan akal kita untuk berpikir sejenak. Atau ada juga yang memang jarang atau tidak pernah terlihat berduaan. Tapi, SMS jalan terus.. Nah! Ini ni yang kudu’ dilurusin.

Sesungguhnya semua perbuatan-perbuatan yang disebutin di atas termasuk dalam hal-hal yang mendekati zina. Ingatlah firman Allah yang berbunyi: ” Wa La TaqarobuzZina..”. Yang artinya: ” Janganlah kamu sekalian mendekati pada zina ”. Ironisnya ada beberapa plesetan aliaz penyepelean dari firman-firman Allah mengenai bab ini. Nggak sedikit yang menganggap nggak pa-pa sentuhan sama yang bukan muhrimnya, nggak pa-pa boncengan (tanpa da hal darurat), dll yang penting bukan zina. Masya ALLah!!... Atau da yang berpendapat juga, nggak pa-pa sentuhan dengan yang bukan muhrim cz sama-sama nggak da rasa. Dari begitu banyak kejadian, tentunya ada faktor-faktor yang menyebabkan ini terjadi. Nah! Apa siyh yang bisa buat kita kaya’ gitu?!

Pertama, terkalahkannya kita oleh hawa nafsu. Ini menjadi faktor utama yang memacu diri kita untuk melakukan peyimpangan/ pelanggaran. Nafsu ingin memiliki, nafsu ingin mendapatkan kasih sayang dari lawan jenis, atau nafsu ingin mengikuti trend (biar gaul gtu ceritanya..). Dan ini merupakan hal yang sulit untuk dilawan. Oleh karena itu terdapat sebuah ungkapan, ”yang menjadi musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri”. Dan yang membuat diri kita sebagai musuh terbesar adalah karena adanya nafsu di dalam diri kita. Karena nafsu, seseorang tak lagi dapat berpikir matang. Karena nafsu, terjadi perpecahan di mana-mana. Karena nafsu, membuat kita tak tau lagi mana yang hak dan mana yang bathil. Dan karena nafsu pula lah yang membuat sepasang kekasih melakukan perbuatan dosa besar (zina). Na’udzubillahi mindzalik..Ingatlah sahabat, beberapa sabda Rasulullah SAW, diantaranya:

“Orang yang pandai itu adalah orang yang dapat menundukkan nafsunya dan berbuat untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan nafsunya dan mengharap dari Allah agar angan-angannya terwujud” (HR Imam At-Tirmidzy, Imam Ahmad, Imam Al-Hakim dan Imam Ibnu Majah)

”Pemusnah agama itu ada tiga. (yaitu) Rasa bangga terhadap diri sendiri (ujub), sifat bakhil (kikir) yang dituruti, dan hawa nafsu yang diikuti” (HR Al-Askari dari Ibu Abbas secara marfu').


Pikirkan dan pikirkanlah sahabat..Apakah nafsu ataukah kemuliaan di sisiNya yang lebih berarti. Apakah bila kita megikuti nafsu dapat menghindarkan kita dari siksa api neraka bila kita tiba-tiba saja mati ketika sedang mengikuti nafsu tersebut. Misalnya, ketika kita sedang berjalan berduaan dengan sang do’i. Truz, tiba-tiba jha kita kecelakaan yang kemudian membuat kita meninggal dunia. kLo udah kaya gitu, meninggal dalam keadaan sedang melakukan pelanggaran and termasuk ’su’ul khotimah’. Na’udzubillahi mindzalik. So, jangan sampai kita terperosok di dalam hawa nasfu kita. Ingatlah bahwa kematian itu datangnya sewaktu-waktu. Sesungguhnya, ketika kita telah diperbudak oleh hawa nafsu, syetan sedang berpesta pora merayakan keberhasilannya untuk menjerumuskan kita ke dalam perbuatan dosa.. Salah satu tips agar bisa mengalahkan nafsu kita, yaitu senantiasa menambah kefahaman kita terhadap agama dan selalu memikirkan tiap perbuatan yang kita lakukan. Apakah lebih banyak mendatangkan kefadhlalahan atau kemudhlaratan.

Kedua, kurangnya kefahaman agama. Seperti pembahasan pada poin satu bahwa salah satu tips agar bisa mengalahkan nafsu kita, yaitu dengan menambah kefahaman agama kita. Siapa siyh yang nggak ingin mendapatkan kasih sayang yang lebih? Khususnya dari lawan jenis kita dan bermanja-manjaan. Bila tidak ada aturan yang melaraang kita untuk membatasi pergaulan kita, tentunya kita semua ingin. Namun, Islam melarang itu sebelum kita menjadi yang halal bagi seorang yang bukan muhrim kita..And hanya dengan kefahaman ilmu agama lah kita dapat menangguhkan keinginan kita itu. Karena, kefahaman kita yang membuat kita tahu seberapa banyak kemudhlaratan yang ada pada tiap-tiap perbuatan yang kita lakukan, apa yang Allah perintahkan kepada kita, dan apa yang Allah larang kepada kita, serta balasan apa yang akan kita dapat di akhirat nanti dari perbuatan-perbuatan kita.

Islam melarang kita untuk bersentuhan antara dua orang yang bukan muhrimnya. Padahal sekiranya diperbolehkan, dengan sedikit sentuhan tidak akan menimbulkan fitnah. Namun, kenapa kita dilarang?..Karena dengan sedikit saja sentuhan dari wanita dapat membangunkan syahwat seorang ikhwan. Apalagi dengan bersepi-sepian dan pacaran, yang mana syetan menjadi orang ketiga di antara mereka. Banyak fitnah yang bisa ditimbulin. Teruz, hal tersebut akan semakin mendekatkan kita pada perbuatan dosa yang lebih besar.

Maka, dalam poin ini, kita sebagai umat Islam hendaklah semangat dalam mencari ilmu. Ingatlah beberapa sabda Nabi:

”thalabul ’ilmi fariidhlatun ’ala kulli muslimin”
Adapun mencari ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang muslim (Ibnu Majah:224)

”man khoroja fiithalabil ’ilmi fahua fiisabiilillahi hatta yarji’i”
Barang siapa yang keluar dalam mencari ilmu, maka mereka berada di dalam jalannya Allah sehingga kembali dia” (Tirmidzi:2785)

Ayo kita semangat meningkatkan kefahaman kita!..Jangan mau hidup hanya sebagai muslim/muslimah yang biasa-biasa saja. Membiarkan diri kita pada keadaan jahiliyah aliaz stupid.

Ketiga, kurang mutawari’ (hati-hati) terhadap suatu perbuatan. Adapun yang dimaksud kurang mutawari’ di sini adalah mereka secara tidak sadar bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebagai contoh, ketika seorang ikhwan dan seorang akhwat berjalan berduaan atau asik SMS-SMSan. Mungkin karena saking asiknya, mereka tidak sadar bahwa perbuatan mereka dapat dikategorikan sebagai khalwat (bersepi-sepian). Apakah SMS termasuk khalwat?! Jawabannya adalah..Ya. Sebagian para ulama’ berpendapat bahwa SMS/ surat-suratan termasuk ke dalam khalwat. Mengapa..karena ketika seorang ikhwan dan akhwat berSMSan atau surat-menyurat hanya terdapat dua pihak saja, yaitu si ikhwan dan si akhwat. Terus muncul dyeh pihak ketiga...Kalo udah muncul si pihak ketiga itu, dari hal yang syar’i pun bisa berubah haluan menjadi pelanggaran. So, kita kudu’ hati-hati ya..^_^

Keempat, sikap yang terlalu menyepelekan dosa-dosa kecil..Nah!! ini ni yang banyak banget terjadi. Pernah denger nggak cerita mengenai seorang rojul pada jaman dulu..

Kurang lebih singkat ceritanya: Ada seorang rojul (laki-laki) yang tampan sehingga banyak perempuan yang tertarik kepadanya. Sayangnya ia adalah seorang yang paham agamanya sehingga para wanita tidak bisa merayunya. Hingga pada suatu hari ia dijebak. Ia diundang ke rumah seorang wanita pelacur. Ia pun datang. Namun, ketika ia sudah masuk ke rumah tersebut.. Wanita itu mengunci rumahnya sehingga hanya ada mereka di tambah seorang anak kecil yang merupakan anak si wanita (kLo G saLah). Lalu si wanita mengajak rojul tersebut untuk berzina dengannya. Tentunya Sang rojul menolak donk..Nah karena tu rojul menolak, maka wanita tersebut mengancam sang rojul. Ia memberikan ”3 pilihan”:
Pilihan 1: arak
Pilihan 2: berzina dengan wanita tersebut
Pilihan 3: golok untuk membunuh wanita tersebut.

Lalu sang rojul tadi berpikir, dari ketiga larangan Allah tersebut, yang paling kecil dosanya adalah minum arak dibandingkan harus berzina atau pun membunuh (sedikit aja koq). Lalu ia pun meminum arak tersebut. Lalu si wanita memaksa agar ia menambah minumnya. Lagi-Lagi berpikir..”udahlah, sedikit lagi ini koq”. Setelah ia meminum lagi arak yang disodorkan. Sang wanita pun memaksa kembali agar ia menambah araknya. Terus begitulah..hingga sang rojul pun menjadi mabok. Lalu karena mabok, maka ia pun berzina dengan wanita tersebut. Lalu setelah selesai berzina, ia takut sang wanita menyebarkan apa yang telah ia lakukan pada hari itu. Maka, ia membunuh wanita tersebut dengan golok yang ada. Dan karena ia takut ketika anak kecil yang ada di rumahnya kelak ketika besar nanti akan membalas dendam kepadanya, maka ia pun membunuh anak tersebut.

Nah..cerita tersebut dapat menjadi inspirasi kita sebagai perumpamaan bila kita doyan menyepelekan dosa. Dalam hal ini, yang sering terjadi adalah penyepelean mengenai hijab. Seringkali ikhwan and akhwat dengan tenangnya berbicara dengan jarak yang begitu dekat. Atau asik-asikan bercanda sampai tabok-tabokan..Biasanya penyepelean ini berlandaskan pada reason: ” kan aku sama dy nggak da rasa, jadi nggak papa ”. Alasan nggak papa di sini muncul dari: karena sama-sama tidak ada rasa, jadi nggak bakal numbuhin syahwat. Eits!! Kita kudu’ inget niyh..Meskipun di antara dua orang yang bukan mahrom sama-sama nggak ada rasa, tapi kita kudu’ jaga hijab aliaz jarak/batas. Jelas-jelas udah ada dalilnya. Sesungguhnya ungkapan "sentuhan dengan yang bukan mahrom tu nggak pa pa kLo nggk da rasa" yang sering muncul merupakan bentuk menyepelekan dari dalil yang sudah ada. Wahai sahabat, dalam pergaulan antara lawan jenis non-mahrom, Islam udah punya aturan sendiri. So, pakailah aturan tersebut..Jangan dikurangi atau ditambahin sendiri..
Ingat Lowh da beberapa kriteria yang bisa membuat suatu dosa kecil menjadi besar, diantaranya:
  1. Dilakukan secara ters-menerus, cz terlalu menyepelekan. Akhirnya, hati jadi nggak sensitif lagi sama dosa. Udah dyeh..
  2. Dilakukan secara terang-terangan. Karena udang keenakan, enjoy aja sama perbuatan dosa. So, jadi berasa nggak punya salah pas ngelakuin tu perbuatan dosa.
  3. Menyepelekan bahwa Allah selalu memantau kita dari layar monitor yang super canggih.
Semoga kita semua bisa saling mengingatkan ya.. ^_^ And dapat menjadi orang yang selamat menyelamatkan.

No comments:

Post a Comment